TUGAS
4
Deskripsikan
Tahapan Sampai Mengacu Menggunakan IFRS
IFRS tidak menggunakan basis kos
historis, mengingat basis kos historis berimplikasi pada penyajian laporan
keuangan yang dipandang kurang relevan dengan kebutuhan nyata pengguna
informasi karena tidak mampu menggambarkan nilai riil aset tetap yang disajikan
di dalam laporan keuangan.
Artikel ini tidak dimaksudkan untuk
membahas secara detil seluruh aspek teknis akuntansi atas aset tetap, tetapi
dimaksudkan untuk mendeskripsikan aspek-aspek umum akuntansi aset tetap yang
membedakan antara US GAAP dengan IFRS. Secara umum permasalahan akuntansi aset
tetap yang akan dibahas dalam artikel ini adalah mencakup prinsip-prinsip dasar
akuntansi aset tetap sebagai berikut:
- Akuntansi perolehan aset tetap
- Akuntansi alokasi kos aset tetap ke masing-masing periode akuntansi yang menikmati jasa aset tetap.
- Akutansi perubahan nilai aset setelah pemilikan aset, seperti akuntansi kenaikan nilai dan penurunan nilai (impairments) aset tetap.
- Akuntansi penghentian aset.
Sejak Desember 2006 sampai dengan
pertengahan tahun 2007 kemarin, Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) telah merevisi dan mengesahkan lima Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK). Revisi tersebut dilakukan dalam rangka konvergensi
dengan International Accounting Standards (IAS) dan International financial
reporting standards (IFRS). 5 butir PSAK yang telah direvisi tersebut antara
lain: PSAK No. 13, No. 16, No. 30 (ketiganya revisi tahun 2007, yang berlaku
efektif sejak 1 Januari 2008), PSAK No. 50 dan No. 55 (keduanya revisi tahun
2006 yang berlaku efektif sejak 1 Januari 2009).
- PSAK No. 13 (revisi 2007) tentang Properti Investasi yang menggantikan PSAK No. 13 tentang Akuntansi untuk Investasi (disahkan 1994),
- PSAK No. 16 (revisi 2007) tentang Aset Tetap yang menggantikan PSAK 16 (1994) : Aktiva Tetap dan Aktiva Lain-lain dan PSAK 17 (1994) Akuntansi Penyusutan,
- PSAK No. 30 (revisi 2007) tentang Sewa menggantikan PSAK 30 (1994) tentang Sewa Guna Usaha.
- PSAK No. 50 (revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan : Penyajian dan Pengungkapan yang menggantikan Akuntansi Investasi Efek Tertentu
- PSAK No. 55 (revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan : Pengakuan dan Pengukuran yang menggantikan Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai.
Kelima PSAK tersebut dalam revisi
terakhirnya sebagian besar sudah mengacu ke IAS/IFRS, walaupun terdapat sedikit
perbedaan terkait dengan belum diadopsinya PSAK lain yang terkait dengan kelima
PSAK tersebut. Dengan adanya penyempurnaan dan pengembangan PSAK secara
berkelanjutan dari tahun ke tahun, saat ini terdapat tiga PSAK yang
pengaturannya sudah disatukan dengan PSAK terkait yang terbaru sehingga nomor
PSAK tersebut tidak berlaku lagi, yaitu :
- PSAK No. 9 (Revisi 1994) tentang Penyajian Aktiva Lancar dan Kewajiban Jangka Pendek pengaturannya disatukan dalam PSAK No. 1 (Revisi 1998) tentang Penyajian Laporan Keuangan;
- PSAK No. 17 (Revisi 1994) tentang Akuntansi Penyusutan pengaturannya disatukan dalam PSAK No. 16 (Revisi 2007) tentang Aset Tetap;
- PSAK No. 20 tentang Biaya Riset dan Pengembangan (1994) pengaturannya disatukan dalam PSAK No. 19 (Revisi 2000) tentang Aset Tidak Berwujud.
PSAK yang sedang dalam proses revisi
Ikatan Akuntan Indonesia
merencanakan untuk konvergensi dengan IFRS mulai tahun 2012, untuk itu Dewan
Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sedang dalam proses merevisi 3 PSAK berikut
(Sumber: Deloitte News Letter, 2007):
ü PSAK 22 : Accounting for
Business Combination, which is revised by reference to IFRS 3 : Business
Combination;
ü PSAK 58 : Discontinued
Operations, which is revised by reference to IFRS 5 : Non-current Assets Held
for Sale and Discontinued Operations;
ü PSAK 48 : Impairment of
Assets, which is revised by reference to IAS 36 : Impairment of Assets
Berikut adalah program pengembangan
standar akuntansi nasional oleh DSAK dalam rangka konvergensi dengan IFRS
(Sumber: Ikatan Akuntan Indonesia, 2008):
- Pada akhir 2010 diharapkan seluruh IFRS sudah diadopsi dalam PSAK;
- Tahun 2011 merupakan tahun penyiapan seluruh infrastruktur pendukung untuk implementasi PSAK yang sudah mengadopsi seluruh IFRS;
- Tahun 2012 merupakan tahun implementasi dimana PSAK yang berbasis IFRS wajib diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang memiliki akuntabilitas publik. Namun IFRS tidak wajib diterapkan oleh perusahaan-perusahaan lokal yang tidak memiliki akuntabilitas publik. Pengembangan PSAK untuk UKM dan kebutuhan spesifik nasional didahulukan.
Sumber :
wikipedia,ikhwamuji.wordpress.com
https://ikhwamuji.wordpress.com/2014/01/07/standar-akuntansi-keuangan-dan-perkembangannya-di-indonesia-melaui-ifrs/